Senin, 08 September 2014

Kampung Dukuh

Merupakan salah satu dari sekian banyak kampung adat di Jawa Barat yang masih menjaga nilai- nilai tradisi dan memiliki keunikan tersendiri.Kampung Dukuh berada di kawasan Desa Cijambe dan Ciroyom, Kecamatan Cikelet, Kabupaten Garut.Secara Geografis Kampung Dukuh berada pada 107o41’762” BT dan 07o33’80” LSpada ketinggian kurang lebih 390 mdpl. Kampung Dukuh memiliki Luas wilayah keseluruhan kurang lebih 10 hektar yang tediri dari 7 hektar bagian dari Kampung Dukuh Luar, 1 hektar bagian dari Kampung Dukuh Dalam dan sisanya merupakan lahan kosong atau lahan produksi.
            Dari Ibukota Kabupaten Garut, Kampung Dukuh berjarak sekitar 101 km dengan waktu tempuh sekitar dua jam perjalanan. Kami menggunakan kendaraan khusus berupa mobil bak dari basecamp menuju lokasi namun kendaraan hanya berhenti sampai Pamanekan yaitu persimpangan menuju Kampung Dukuh.Dari situ kami melanjutkan dengan berjalan kaki dengan jarak tempuh sekitar 500 meter.Adapun jika ingin menggunakan kendaraan umum dapat turun sampai Cikelet, lalu berganti kendaraan umum menuju Cijambe.Lalu dari pertigaan Cijambe menuju Kampun Dukuh dapat ditempuh dengan jarak 9 km dengan jalan kaki atau naik ojeg.
            Kampung Dukuh memiliki ciri khas berupa keseragaman struktur dan bentuk arsitektur bangunan pemukiman masyarakat.Terdiri beberapa puluh rumah yang tersusun pada kemiringan tanah yang bertingkat.Setiap tingkatan terdapat sederetan rumah yang membujur dari Barat ke Timur.
Upacara Moros salah satu manisfestasi masyarakat Kampung Dukuh yaitu memberikan hasil pertanian kepada pemerintah menjelang Idul Fitri dan Idul Adha.Ciri khas lainnya tidak terpengaruh/tergoyahkan oleh kemajuan zaman, seolah-olah tidak mengenal perkembangan ilmu dan teknologi. 
Kampung Dukuh merupakan area pedesaan dengan pola budaya religi yang kuat. Masyarakat Kampung Dukuh mempunyai cara pandang hidup yang berlandas pada sufisme dengan berpedoman pada Mazhab Imam Syafii. Landasan budaya tersebut berpengaruh pada bentukan fisik pedesaan tersebut dan adat istiadat masyarakat Kampung Dukuh. Kampung Dukuh sangat menjunjung keharmonisan dan keselarasan hidup bermasyarakat..Idealisme itu berpengaruh kepada bentukan bangunan di KampungDukuh yang tidak membolehkan penggunaan dinding dari tembok dan atap dari genteng serta jendela dari kaca. Hal ini dilandasi alasan bahwa hal yang bersifat kemewahan akan mengakibatkan suatu system masyarakat menjadi tidak harmonis. Di Kampung Dukuh juga tidak diperkenankan adanya prasarana listrik dan pemasangan televise serta radio yang dipercaya selain mendatangkan manfaat yang banyak juga mendatangkan kemudaratan yang tinggi juga. Alat makan yang digunakan juga terbuat dari pepohonan seperti khalayaknya bangunan, seperti bambu, batok kelapa dan kayu lainnya.Material tersebut dipercaya lebih memberikan manfaat ekonomis dan kesehatan karena bahan tersebut tidak mudah hancur/ pecah dan dapat menyerap kotoran. (dikutip dari http://pariwisata.garutkab.go.id/pemukiman_tradisional/kampung-dukuh.com)
            Adapun hari-hari penting di Kampung Dukuh yaitu:
1.      Hari Sabtu yang merupakan Pelaksanaan Ziarah
2.      ReboWelasan yaitu Hari terakhir pada bulan Sapar dimana semua sumber air yang digunakan oleh masyarakat diberi jimat sebagai penolak bala dan, biasanya diwajibkan mandi untuk para penduduk Kampung Adat. 
3.      14 Maulud, Pada hari ini dipercaya adalah hari yang paling baik untuk menguji dan mencari ilmu kepada para guru dengan melakukan cebor opat puluh. 
4.      30 Bewah yaitu hari untuk menyiapkan puasa di bulan Ramadhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar