Merupakan salah satu dari sekian banyak kampung adat di Jawa Barat
yang masih menjaga nilai- nilai tradisi dan memiliki keunikan
tersendiri.Kampung Dukuh berada di kawasan Desa Cijambe dan Ciroyom, Kecamatan
Cikelet, Kabupaten Garut.Secara
Geografis Kampung Dukuh berada pada 107o41’762” BT dan 07o33’80”
LSpada ketinggian kurang lebih 390 mdpl. Kampung Dukuh memiliki Luas wilayah
keseluruhan kurang lebih 10 hektar yang tediri dari 7 hektar bagian dari Kampung Dukuh Luar,
1 hektar bagian dari Kampung Dukuh
Dalam dan sisanya merupakan
lahan kosong atau lahan produksi.
Dari Ibukota Kabupaten Garut,
Kampung Dukuh berjarak sekitar 101 km dengan waktu tempuh sekitar dua jam
perjalanan. Kami menggunakan kendaraan khusus berupa mobil bak dari basecamp
menuju lokasi namun kendaraan hanya berhenti sampai Pamanekan yaitu
persimpangan menuju Kampung Dukuh.Dari situ kami melanjutkan dengan berjalan
kaki dengan jarak tempuh sekitar 500 meter.Adapun jika ingin menggunakan
kendaraan umum dapat turun sampai Cikelet, lalu berganti kendaraan umum menuju
Cijambe.Lalu dari pertigaan Cijambe menuju Kampun Dukuh dapat ditempuh dengan
jarak 9 km dengan jalan kaki atau naik ojeg.
Kampung Dukuh memiliki ciri khas
berupa keseragaman
struktur dan bentuk arsitektur bangunan pemukiman masyarakat.Terdiri beberapa
puluh rumah yang tersusun pada kemiringan
tanah yang bertingkat.Setiap
tingkatan terdapat sederetan rumah yang membujur dari Barat ke Timur.
Upacara Moros salah satu manisfestasi
masyarakat Kampung Dukuh yaitu memberikan hasil pertanian kepada pemerintah
menjelang Idul Fitri dan Idul Adha.Ciri khas lainnya tidak
terpengaruh/tergoyahkan oleh kemajuan zaman, seolah-olah tidak mengenal
perkembangan ilmu dan teknologi.
Kampung Dukuh merupakan area pedesaan dengan
pola budaya religi yang kuat. Masyarakat Kampung Dukuh mempunyai cara pandang
hidup yang berlandas pada sufisme dengan berpedoman pada Mazhab Imam Syafii.
Landasan budaya tersebut berpengaruh pada bentukan fisik pedesaan tersebut dan
adat istiadat masyarakat Kampung Dukuh. Kampung Dukuh sangat menjunjung
keharmonisan dan keselarasan hidup bermasyarakat..Idealisme itu berpengaruh
kepada bentukan bangunan di KampungDukuh yang tidak membolehkan penggunaan
dinding dari tembok dan atap dari genteng serta jendela dari kaca. Hal ini
dilandasi alasan bahwa hal yang bersifat kemewahan akan mengakibatkan suatu
system masyarakat menjadi tidak harmonis. Di Kampung Dukuh juga tidak
diperkenankan adanya prasarana listrik dan pemasangan televise serta radio yang
dipercaya selain mendatangkan manfaat yang banyak juga mendatangkan kemudaratan
yang tinggi juga. Alat makan yang digunakan juga terbuat dari pepohonan seperti
khalayaknya bangunan, seperti bambu, batok kelapa dan kayu lainnya.Material
tersebut dipercaya lebih memberikan manfaat ekonomis dan kesehatan karena bahan
tersebut tidak mudah hancur/ pecah dan dapat menyerap kotoran. (dikutip dari http://pariwisata.garutkab.go.id/pemukiman_tradisional/kampung-dukuh.com)
Adapun
hari-hari penting di Kampung Dukuh yaitu:
1.
Hari Sabtu yang merupakan Pelaksanaan Ziarah
2.
ReboWelasan yaitu Hari terakhir pada bulan
Sapar dimana semua sumber air yang digunakan oleh masyarakat diberi jimat
sebagai penolak bala dan, biasanya diwajibkan mandi untuk para penduduk Kampung
Adat.
3.
14 Maulud, Pada hari ini dipercaya adalah hari
yang paling baik untuk menguji dan mencari ilmu kepada para guru dengan
melakukan cebor opat puluh.
4.
30 Bewah yaitu hari untuk menyiapkan puasa di
bulan Ramadhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar