Senin, 08 September 2014

tentang Kawah Kamojang

Secara umum jalan menuju ke Kawah Kamojang ada 2 jalur yang bisa dilewati dari arah kota Bandung, yaitu rute Bandung-Banjaran-Majalaya dan Bandung-Cileunyi-Garut-Majalaya. Tetapi saat itu kami memilih melewati jalur yang ke 2 karena jalan yang dilalui relatif aman untuk kendaraan besar yang kami tumpangi.
            Tiba pukul 10.30 di Kawah Kamojang kami langsung disuguhi oleh beberapa fenomena gejala paska vulkanik yang bukan melalui erupsi tetapi karena proses erupsi preatik atau structural dimana terobosan panas bumi keluar melalui sesar/patahan.
Kawah Kamojang ini berada pada ketinggian 1658 mdpl. Secara geografis Kawah Kamojang terletak pada 07 08.431’ LS & 107 48.094’ BT dengan bentuk morfologi catchment Citarum di lokasi pengamatan lalu merupakan hulu dari Sub Das  Cikarung yang membentuk rangkaian Igir yang memisah sungai
Di daerah Jawa Barat, pada umumnya terdapat 4 zona diantaranya zona Pegungungan selatan, Zona Bandung, Zona Bogor, dan zona Baya (terdapat di daerah Banten). Kamojang ini terdapat di wilayah zona pegunungan selatan tepatnya di sesi pangalengan. Gunung diwilayah Kamojang termasuk ke dalam tipe gunung api kuarter tipe C dimana  kapan terjadinya letusan tidak diketahuai tetapi masih aktif sampai sekarang, dan juga terdapat ciri-ciri letusan paska vulkanik (letusan preatik). Uap air adalah hasil dari gunung tipe C ini.
Beberapa nama kawah di kawasan Kawah Kamojang ini antara lain:
1.      Kawah Kereta Api, kawah ini disebut kawah kereta api karena bunyi yang dihasilkan jika lubang dari kawah ini mirip seperti bunyi kereta api. Kawah ini bisa dibilang kawah yang paling menarik di kawasan Kawah Kamojang ini.
2.      Kawah Manuk (burung)
3.      Kawah Berecek
4.      Kawah Sekarat
5.      Kawah Hujan, kawah ini bisa dijadikan sebagai tempat sauna.
6.      Kawah Stik Gas, di bagian belakang kawah ini konon ada gua sebagai pintu menuju ke kerajaan Demak.
Wilayah Kamojang ini sangat menarik untuk di pelajari, daerah ini merupakan daerah vulkanik.Tetapi berbeda dengan daerah vulkanik umumnya yang memiliki batuan-batuan piroklastik dan kawah atau kaldera di puncak gunungnya, daerah kamojang ini tidak memiliki batuan-batuan piroklastik dan memiliki banyak kawah yang tersebar di beberapa lokasi.Ini disebabkan karena daerah kamojang ini merupakan daerah sesar (patahan). Untuk dapat terjadinya peristiwa seperti di kawasan ini, harus dapat memiliki beberapa syarat, diantaranya:
1.      Adanya sumber panas dari magmatik
2.      Terdapat sumber air yang melimpah
3.      Terdapat struktur sesar
4.      Adanya batuan berongga
5.      Memiliki batuan yang kedap air
            Uap panas tersebut berasal dari magma yang terletak di dalam lapisam mantel, memanasi lapisan batu padat. Di atas batu padat terletak suatu lapisan batu berpori atau berongga. Bila lapisan batu berongga ini berisi air, air itu turut dipanaskan oleh lapisan batu padat yang panas oleh itu, maka akan menghasilkan air panas bahkan berbentuk uap. Bila di atas lapisan batu berongga terdapat satu lapisan batu padat, maka lapisan batu berpori berfungsi sebagai boiler. Uap dan juga air panas bertekanan tinggi akan berusaha keluar melalui patahan atau sesar yang terdapat di sekitarnya. Seperti yang kita ketahui bahwa di kawah Kamojang ini terdapat struktur patahan atau sesar, daerah Kawah Kamojang juga termasuk ke dalam daerah tangkapan air, banyak sumber air yang terdapat di sekitar Kawah Kamojang ini serta prasyarat lainnya, sehingga Kawah Kamojang ini merupakan daerah penghasil tenaga panas bumi (geotermal).
sumber dari tenaga panas bumi (geotermal) di Kawah Kamojang ini sekarang sudah dikelola oleh PT. Pertamina dan PT. Indonesia Power sebagai sumber Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi. Pengeksplorasian tenaga panas bumi tersebut sudah berlangsung sejak zaman kolonial Belanda. Indonesia merupakan daerah penyumbang terbesar pertama tenaga panas bumi di dunia.Sekitar 40% Indonesia menyumbangkan tenaga panas buminya. Tenaga panas bumi yang baru dieksploitasi di dunia ini baru sekitar 1000 mega watt, dan di kamojang ini menyumbangkan energi panas buminya sekitar 200 mega watt.
Interaksi sosial di kawasan wisata Kawah Kamojang ini salah satunya adalah banyaknya penjual makanan seperti tukang bakso tusuk dan warung-warung kecil sekitar yang menjual berbagai macam makanan ringan. Warga setempat pun memanfaatkan lahan di sekitar kawasan Kawah Kamojang ini adalah memberikan fasilitas parkir dan wc umum beserta mushola.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar