Cipatujah merupakan tempat pengamatan kami yang selanjutnya. Selama
perjalanan kami melewati Perkebunan karet Mira Mare yang merupakan penghasil
karet ke 2 terbesar di Jawa Barat, dapat dibayangkan dengan luas perkebunan itu
sekitar 5.000 hektar terbentang sepanjang Kecamatan Cibalong sampai desa
Sancang, merupakan desa paling ujung yang berbatasan langsung dengan Tasikmalaya.
Di kawasan ini terdapat bekas
penambangan pasir besi.Pasir besi dari kawasan
Pantai Tasikmalaya Selatan mengandung uranium, yang bisa digunakan untuk
pembuatan bom nuklir dan bahan baku Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
Selain mengandung uranium 238, pasir besi dari pantai Tasikmalaya Selatan juga
mengandung kandungan logam berat thorium 232.( dikutip dari http://saddamarafat13026.blog.teknikindustri.ft.mercubuana.ac.id/?p=135 ). Alat yang digunakan untuk memisahkan pasir dengan
besi digunakan alat yang bernama magnetic separator.Akan tetapi,penambangan tersebut sudah tidak dilakukan kembali. Hal ini terbukti dengan adanya bekas penambangan
yang relative sudah mulai ditinggalkan. Banyak alasan yang mendasari pemerintah
menutup penambangan tersebut. Diantaranya adalah dampak negative dari
penambangan tersebut yaitu :
1. Menurunnya kualitas udara
2. Kebisingan
3.
Menurunnya Kualitas Air
4.
Merusak pantai dan
vegetasinya
5. Rusaknya jalan raya.
6.
Tingkat polusi udara
yang makin meningkat
7.
Rusaknya area
persawahan atau pertanian warga.
8.
Sering rawan banjir.
Selama perjalanan kami pun melihat batuan breksi (jenis vulkanik) yang
ada di daerah sekitar pantai Bubujung Indah. Batuan tersebut merupakan hasil
dari proses gunung api. Di kawasan tersebut terjadi sesar yang mengakibatkan
adanya patahan dan lama-kelamaan berisikan air yang kemudian menjadi rawa.Hal
ini ditandai pula dengan adanya pohon nipah, yang merupakan salah satu vegetasi
ciri khas daerah rawa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar