Senin, 08 September 2014

Kampung Dukuh

Merupakan salah satu dari sekian banyak kampung adat di Jawa Barat yang masih menjaga nilai- nilai tradisi dan memiliki keunikan tersendiri.Kampung Dukuh berada di kawasan Desa Cijambe dan Ciroyom, Kecamatan Cikelet, Kabupaten Garut.Secara Geografis Kampung Dukuh berada pada 107o41’762” BT dan 07o33’80” LSpada ketinggian kurang lebih 390 mdpl. Kampung Dukuh memiliki Luas wilayah keseluruhan kurang lebih 10 hektar yang tediri dari 7 hektar bagian dari Kampung Dukuh Luar, 1 hektar bagian dari Kampung Dukuh Dalam dan sisanya merupakan lahan kosong atau lahan produksi.
            Dari Ibukota Kabupaten Garut, Kampung Dukuh berjarak sekitar 101 km dengan waktu tempuh sekitar dua jam perjalanan. Kami menggunakan kendaraan khusus berupa mobil bak dari basecamp menuju lokasi namun kendaraan hanya berhenti sampai Pamanekan yaitu persimpangan menuju Kampung Dukuh.Dari situ kami melanjutkan dengan berjalan kaki dengan jarak tempuh sekitar 500 meter.Adapun jika ingin menggunakan kendaraan umum dapat turun sampai Cikelet, lalu berganti kendaraan umum menuju Cijambe.Lalu dari pertigaan Cijambe menuju Kampun Dukuh dapat ditempuh dengan jarak 9 km dengan jalan kaki atau naik ojeg.
            Kampung Dukuh memiliki ciri khas berupa keseragaman struktur dan bentuk arsitektur bangunan pemukiman masyarakat.Terdiri beberapa puluh rumah yang tersusun pada kemiringan tanah yang bertingkat.Setiap tingkatan terdapat sederetan rumah yang membujur dari Barat ke Timur.
Upacara Moros salah satu manisfestasi masyarakat Kampung Dukuh yaitu memberikan hasil pertanian kepada pemerintah menjelang Idul Fitri dan Idul Adha.Ciri khas lainnya tidak terpengaruh/tergoyahkan oleh kemajuan zaman, seolah-olah tidak mengenal perkembangan ilmu dan teknologi. 
Kampung Dukuh merupakan area pedesaan dengan pola budaya religi yang kuat. Masyarakat Kampung Dukuh mempunyai cara pandang hidup yang berlandas pada sufisme dengan berpedoman pada Mazhab Imam Syafii. Landasan budaya tersebut berpengaruh pada bentukan fisik pedesaan tersebut dan adat istiadat masyarakat Kampung Dukuh. Kampung Dukuh sangat menjunjung keharmonisan dan keselarasan hidup bermasyarakat..Idealisme itu berpengaruh kepada bentukan bangunan di KampungDukuh yang tidak membolehkan penggunaan dinding dari tembok dan atap dari genteng serta jendela dari kaca. Hal ini dilandasi alasan bahwa hal yang bersifat kemewahan akan mengakibatkan suatu system masyarakat menjadi tidak harmonis. Di Kampung Dukuh juga tidak diperkenankan adanya prasarana listrik dan pemasangan televise serta radio yang dipercaya selain mendatangkan manfaat yang banyak juga mendatangkan kemudaratan yang tinggi juga. Alat makan yang digunakan juga terbuat dari pepohonan seperti khalayaknya bangunan, seperti bambu, batok kelapa dan kayu lainnya.Material tersebut dipercaya lebih memberikan manfaat ekonomis dan kesehatan karena bahan tersebut tidak mudah hancur/ pecah dan dapat menyerap kotoran. (dikutip dari http://pariwisata.garutkab.go.id/pemukiman_tradisional/kampung-dukuh.com)
            Adapun hari-hari penting di Kampung Dukuh yaitu:
1.      Hari Sabtu yang merupakan Pelaksanaan Ziarah
2.      ReboWelasan yaitu Hari terakhir pada bulan Sapar dimana semua sumber air yang digunakan oleh masyarakat diberi jimat sebagai penolak bala dan, biasanya diwajibkan mandi untuk para penduduk Kampung Adat. 
3.      14 Maulud, Pada hari ini dipercaya adalah hari yang paling baik untuk menguji dan mencari ilmu kepada para guru dengan melakukan cebor opat puluh. 
4.      30 Bewah yaitu hari untuk menyiapkan puasa di bulan Ramadhan.

Cipatujah

Cipatujah merupakan tempat pengamatan kami yang selanjutnya. Selama perjalanan kami melewati Perkebunan karet Mira Mare yang merupakan penghasil karet ke 2 terbesar di Jawa Barat, dapat dibayangkan dengan luas perkebunan itu sekitar 5.000 hektar terbentang sepanjang Kecamatan Cibalong sampai desa Sancang, merupakan desa paling ujung yang berbatasan langsung dengan Tasikmalaya.
            Di kawasan ini terdapat bekas penambangan pasir besi.Pasir besi dari kawasan Pantai Tasikmalaya Selatan mengandung uranium, yang bisa digunakan untuk pembuatan bom nuklir dan bahan baku Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Selain mengandung uranium 238, pasir besi dari pantai Tasikmalaya Selatan juga mengandung kandungan logam berat thorium 232.( dikutip dari http://saddamarafat13026.blog.teknikindustri.ft.mercubuana.ac.id/?p=135 ). Alat yang digunakan untuk memisahkan pasir dengan besi digunakan alat yang bernama magnetic separator.Akan tetapi,penambangan tersebut sudah tidak dilakukan kembali. Hal  ini terbukti dengan adanya bekas penambangan yang relative sudah mulai ditinggalkan. Banyak alasan yang mendasari pemerintah menutup penambangan tersebut. Diantaranya adalah dampak negative dari penambangan tersebut yaitu :


1.      Menurunnya kualitas udara
2.      Kebisingan
3.      Menurunnya Kualitas Air
4.      Merusak pantai dan vegetasinya
5.      Rusaknya jalan raya.
6.      Tingkat polusi udara yang makin meningkat
7.      Rusaknya area persawahan atau pertanian warga.
8.      Sering rawan banjir.


Selama perjalanan kami pun melihat batuan breksi (jenis vulkanik) yang ada di daerah sekitar pantai Bubujung Indah. Batuan tersebut merupakan hasil dari proses gunung api. Di kawasan tersebut terjadi sesar yang mengakibatkan adanya patahan dan lama-kelamaan berisikan air yang kemudian menjadi rawa.Hal ini ditandai pula dengan adanya pohon nipah, yang merupakan salah satu vegetasi ciri khas daerah rawa.

tentang Pantai Santolo

Pantai Santolo terletak di Desa Santolo Kecamatan Cikelet, yang berasa di sebelah selatan pusat kota Garut. Secara Geografis Pantai Santolo berada pada 107o41’01” BT & 07o39’7”dengan ketinggian 4 m diatas permukaan laut.Terlihat banyak perahu nelayan yang berada di muara Cilautereun yang membatasi dengan pulau kecil yang berada disini. Untuk dapat menikmati Pantai yang ada di Pulau Kecil tersebut kami  menyebrang menggunakan perahu yang disiapkan oleh para nelayan  atau masyarakat sekitar untuk pengunjung yang ingin menyebrangi sungai Cilautereun. Silih berganti kami pun menyebrangi muara sungai.
           Sampai di Pulau kecil ini kami disambut dengan banyak fenomena menarik.Konon katanya Pulau Kecil ini dahulunya merupakan daratan yang terpisahkan oleh sungai Cilautereun akibat fenomena Tektonik.
Terlihat struktur lapisan dari batuan Pasir Gampingan yang berwarna hitam kecoklatan yang menandakan lapuknya batuan ini namun masih kompak.
            Menurut Fisiografi Jawa Barat ada 3 Zona karst, yaitu :  Jampang, Pengalengan dan, Karang Tunggal. Untuk di Zona Jampang diantaranya daerah sukabumi- Jampang.karst lebih dominan karena disana terdapat banyak gua-gua karst. Lalu untuk Zona Pengalengan hanya sedikit singkapan karst yang ada di daerah ini.Santolo yang merupakan lokasi pengamatan kami termasuk ke dalam Zona Karst Pengalengan sehingga tidak terlalu banyak singkapan yang kita jumpai disini.
Lokasi selanjutnya tidak jauh dari singkapan Karst dengan jarak kurang lebih 50 m kami berada di wilayah Backshore melihat tembok laut yang dibuat sebagai rekayasa pantai yang disebut Jetty .Saat pengamatan kami kebetulan adalah saat purnama besar dan juga akibat dari pemanasan global laut pun tidak bersahabat sehingga berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi masyarakat khususunya para nelayan.
Ini dia perbedaan saat pengamatan di hari pertama di pantai Santolo denga hari kedua.Terlihat bahwa di hari kedua air laut yang normal yang dipengaruhi oleh faktor cuaca di hari itu.  Dapat dilihat pula sedimentasi yang dikarenakan arus laut yang menjadi faktor abrasi pesisir
Bentukan- bentukan/ Geomorfologi Wilayah Pesisir yang dapat diamati disini antara lain Wilayah Pesisir Pantai antara lain
Pesisir Pantai  yang merupakan Zona Pasang Surut atau berdasarkan pembagian Zona Pesisir Berdasarkan Strukturnya lokasi ini merupakan Foreshore yang berada di Zona Litoral. Di kawasan ini terdapat Zona pemecah, Zona swash dan arus sepanjang pantai (longshore current) sehingga kawasan ini menerima tenaga aliran yang kuat. Sedimen-sedimen yang ada diwilayah ini kebanyakan terdiri dari material pasir seperti yang dapat diamati.Lalu Ekosistem aami yang dapat diamati yaitu koral yang ada di pantai berbatu (rocky beach) ini. (http://ferosiska.blogspot/2013.com)
Sea stack.Dapat kami amati salah satu bentukan stack ini yang merupakan tiang batu yang terpisah dari daratan yang terusun dari batuan yang resisten sehingga masih dapat bertahan dari hantaman gelombang. Fenomena stcak ini terbentuk dari proses abrasi yang awalnya merupakan relung-relung pantai. Beberapa bentukan ini merupakan fenomena yang menarik bagi pengunjung pantai Santolo ini dan juga dapat menjadi daya tarik wisata di kawasan Garut Selatan ini.Selain itu bagi masyarakat sekitar dapat merupakan sumber aktivitas ekonomi diantaranya berdagang di wilayah ini.

Setelah selesai melakukan pengamata di Pulau kecil ini kami pun kembali menaiki perahu untuk menyebrangi sungai Cilautereun dan kembali menuju basecamp kami.Naun setelah menyebrangi muara di arah barat laut dari pulau itu kami mengamati pesisir pantai yang cukup landai dengan pasir yang berwarna putih yang banyak dimanfaatkan pengunjung disini untuk bermain air.

Bentukan-bentukan di Daerah Sekitar Pantai Sayang Heulang

Kondisi fisik di daerah pantai Sayang Heulang ini hampir sama dengan karakteristik pantai di wilayah selatan pulau Jawa lainnya. Dengan temperatur antara 17 - 28 derajat celcius, penyinaran matahari pada hari itu hampir penuh, sehingga membuat suasana pantai semakin panas dan terik.Konfigurasi umum lahan berupa dataran dengan kemiringan curam pada daerah sekitar pantai dan stabilitas tanah yang baik. Kondisi perairan berwarna hijau kebiru-biruan dengan bau normal, temperatur normal, dan rata-rata ketinggian gelombang antara 2 - 3 meter, terkadang juga bisa sampai 5 meter.

Laut di bagian selatan pulau Jawa ini memiliki karakteristik yang terjal, begitu juga dengan pantai Sayang Heulang ini. Pantai Sayang Heulang ini memiliki material pesisir pantai berupa hamparan pasir halus yang berwarna hampir putih bersih. Tingkat abrasi di pantai ini dapat dikatakan tinggi, melihat dari besarnya gelombang yang terjadi di pantai ini banyak karang yang berada di tepi pantai yang terabrasi,  selain itu dilihat dari bentukan pesisir pantai berjenjang antara daerah pesisir pantai dengan area fasilitas. Kualitas lingkungan dan kebersihan sekitar pantai dapat dikatakan baik, hal ini dapat dilihat dari kondisi pesisir secara umum yang masih bersih, namun di sebagian tempat di pantai, terdapat banyak sampah yang berasal dari laut yang terbawa oleh ombak, ini menunjukkan bahwa laut pun tidak menerima dan tidak suka akan pencamaran yang ditujukan kepadanya.
Pantai Sayang Heulang ini memiliki batas administrasi sebagai berikut:
Utara     : Desa Jatimulya
Barat     : Desa Pamalayan
Selatan  : Samudra Hindia
Timur    : Desa Manddtakasth
            Salah satu bentukan yang terdapat di pantai Sayang Heulang ini adalah bentukan asal eolian (gurun). Fenomena ini merupakan suatu fenomena yang sangat unik, karena biasanya bentukan asal eolian ini terjadi di daerah lintang menengah yaitu di lintang 30-50 derajat LU/LS. Di Indonesia, fenomena gumuk pasir (sand dune) ini hanya terdapat di Parangtritis, Yogyakarta dan di Sayang Heulang, Garut Selatan.
            Sand dune atau gumuk pasir merupakan gundukan bukit atau igir dari pasir yang terhembus angin.Dari fenomena inilah dapat dilihat bahwa Pantai Sayang Heulang memiliki karakteristik angin yang bertiup secara konstan dan dengan kelajuan yang cukup tinggi pula. Karena gumuk pasir setinggi sekitar 5-40 mdpl ini tak akan terbentuk jika “perantara pembawa” pasirnya tidak menunjang.  Karena proses pembentukkan gumuk pasir ini sama sekali tidak melibatkan fluida jenis lain kecuali angin. Angin yang bertiup dari arah laut menuju daratan membawa material-material pasir hasil sedimentasi baik dari laut maupun hulu sungai.Sehingga material-material pasir tersebut berkumpul di suatu tempat yang cukup jauh dari pengaruh pasang-surut air laut.Lebih jauh lagi, proses ini terus berlanjut hingga ratusan tahun lamanya sehingga menjadi gumuk pasir yang sekarang. 
            Pembentukan Sand Dune ini terbentuk dari proses gabungan geomorfik dari letusan gunung purba yang terbentuk pada jaman purba lalu, selain itu ada pula proses pengangkutan dengan proses longshore current dan sumbangan material dari sungai Ci Palebuh dan Ci lauteureun yang berhulu di gunung Papandayan yang kemudian dibawa oleh angin. Sand dune di daerah ini terbentuk pada jaman purba lalu dengan bukti adanya berbagai vegetasi tumbuhan yang menutupi gumuk pasir ini. Berbeda halnya dengan sand dune di daerah Parangtritis yang masih berupa gumuk pasir tanpa ada vegetasi yang menutupinya dan membuktikan bahwa gumuk pasir di Parangtritis itu terbilang masih baru. Tanaman yang mendominasi gumuk pasir di daerah ini adalah rumput lari-lari (spinispektitorus), pandan laut, tumbuhan pescovery, yang arah tumbuhnya menuju laut dan ada juga tumbuhan sadagori yang getahnya dipercaya banyak khasiatnya. Banyaknya vegetasi tumbuhan yang terdapat di gumuk pasir ini dimanfaatkan masyarakat sekitar untuk berternak sapi dan kambing di daerah itu. terlihat banyak sapi dan kambing yang dilepaskan untuk mencari makannya sendiri.
            Bukit-bukit gumuk pasir di pantai Sayang heulang ini memiliki ketinggian 10-15 meter. Adapun berdasarkan klasifikasinya, gumuk pasir di daerah ini termasuk ke dalam klasifikasi longitudinal atau sejajar dari pantai.
            Setelah selesai mengamati dari atas bukit sand dune, kami melanjutkan pengamatan dengan menyusuri pantai. Di pertengahan menuju pantai, kami menemukan pasir yang seperti batuan sedimen. Namun ternyata ini adalah hasil dari ‘perbuatan’ angin. Sampai di pantai, kami menemukan lumayan banyak Iron Sand (pasir besi). Daerah pasang surut di pantai ini didominasi oleh karang-karang yang menghampar luas, selain itu banyak terdapat batu pasir gamping yang diatasnya pernah tumbuh terumbu. Terdapat banyak organisme yang ditemui di sekitar pantai, keadaannya tergolong masih sangat baik.
            Ada juga Stek atau batu jamur yang sebelumnya sudah ditemui di pantai Santolo, fenomena stek ini adalah proses terabrasinya batu yang terus-menerus oleh ombak. Batuan yang terdapat di pantai Sayang heulang ini juga mempunyai jenis yang sama dengan yang ada di pantai Santolo.







Batu Tumpang

Batu tumpang merupakan sebutan bagi sebuah batu yang menyerupai bukit kecil yang terletak dipinggir jalan antara Cikajang-Pameungpeuk. Jaraknya sekitar 35 KM dari Garut Kota dan 6 KM dari Kota Cikajang. Lebih tepatnya lagi berada di perbatasan antara perkebunan teh Giriawas dan Pamegatan Cikajang. Walaupun jalannya berbelok-belok dan tikungan tajam, akan tetapi akses jalan lancar dan kondisi jalan mulus dan memudahkan untuk dikunjungi. Asal kata dari nama Batu Tumpang sendiri yaitu dari bahasa sunda yaitu batu numpang yang berarti sebuah batu yang besar yang menempel di atas bukit.
 Bukit ini memiliki tinggi tidak lebih dari seratus meter dari daratan di bawahnya. Kecamatan Cikajang merupakan salah satu kecamatan yang ada di kabupaten Garut. Dengan iklim sejuk sekitar20o suasana pedesaan khas priangan yang dimiliki Cikajang, menjadikan kecamatan Cikajang sebagai kecamatan yang banyak dilirik oleh para pemerhati lingkungan. Karakteristik topografi Kabupaten Garut sebelah Utara terdiri dari dataran tinggi dan pegunungan. Daerah ini memiliki banyak rangkaian pegunungan vulkanik.Cikajang juga merupakan kecamatan yang menghasilkan devisa tertinggi di kabupaten Garut. Mata pencaharian masyarakatnya sebagian besar merupakan petani yang kebanyakan berkebun sayur-sayuran.
Awalnya, Batu Tumpang ini dijadikan daerah wisata alternatif para wisatawan yang hendak pergi ke daerah wisata lainnya di daerah Pameungpeuk sebagai tempat peristirahatan sementara. Namun, akhir-akhir ini banyak dijadikan sebagai tempat tujuan wisata utama. Tetapi, pengelolaan di tempat ini dirasa masih kurang, padahal jika dikelola dengan baik tempat ini akan lebih sangat menarik lagi. Melihat karakteristik dari tempat ini, tidak jauh berbeda dengan di daerah Lembang, Bandung dan Cianjur.
Tebing Batu Tumpang  merupakan tebing dengan batuan andesit dan memiliki jalur  dengan karakteristik slap. Tebing ini memiliki crack yang menjadikan tebing andesit ini memiliki variasi pegangan sehingga meskipun andesit jalur ini juga dapat digunakan oleh para pemula pencinta alam. Selain itu tebing ini memiliki tinggi sekitar 150 meter dan memiliki jalur sekitar 15 jalur. Berdasarkan proses terbentuknya kita dapat mengetahui bahwa batuan andesit terbentuk dari lelehan lava gunung berapi yang meletus, namun batu tumpang ini terbentuk karena penerobosan magma keluar, bukan dari proses meletusnya gunung api. Batu Andesit terbentuk (membeku) ketika temperatur lava yang meleleh turun antara 900 sampai dengan 1,100 derajat Celsius. Batuan ini juga merupakan jenis batuan beku luar. Andesit adalah suatu jenis batuan beku vulkanik dengan komposisi antara dan tekstur spesifik yang umumnya ditemukan pada lingkungan subduksi tektonik di wilayah perbatasan lautan.

tentang Kawah Kamojang

Secara umum jalan menuju ke Kawah Kamojang ada 2 jalur yang bisa dilewati dari arah kota Bandung, yaitu rute Bandung-Banjaran-Majalaya dan Bandung-Cileunyi-Garut-Majalaya. Tetapi saat itu kami memilih melewati jalur yang ke 2 karena jalan yang dilalui relatif aman untuk kendaraan besar yang kami tumpangi.
            Tiba pukul 10.30 di Kawah Kamojang kami langsung disuguhi oleh beberapa fenomena gejala paska vulkanik yang bukan melalui erupsi tetapi karena proses erupsi preatik atau structural dimana terobosan panas bumi keluar melalui sesar/patahan.
Kawah Kamojang ini berada pada ketinggian 1658 mdpl. Secara geografis Kawah Kamojang terletak pada 07 08.431’ LS & 107 48.094’ BT dengan bentuk morfologi catchment Citarum di lokasi pengamatan lalu merupakan hulu dari Sub Das  Cikarung yang membentuk rangkaian Igir yang memisah sungai
Di daerah Jawa Barat, pada umumnya terdapat 4 zona diantaranya zona Pegungungan selatan, Zona Bandung, Zona Bogor, dan zona Baya (terdapat di daerah Banten). Kamojang ini terdapat di wilayah zona pegunungan selatan tepatnya di sesi pangalengan. Gunung diwilayah Kamojang termasuk ke dalam tipe gunung api kuarter tipe C dimana  kapan terjadinya letusan tidak diketahuai tetapi masih aktif sampai sekarang, dan juga terdapat ciri-ciri letusan paska vulkanik (letusan preatik). Uap air adalah hasil dari gunung tipe C ini.
Beberapa nama kawah di kawasan Kawah Kamojang ini antara lain:
1.      Kawah Kereta Api, kawah ini disebut kawah kereta api karena bunyi yang dihasilkan jika lubang dari kawah ini mirip seperti bunyi kereta api. Kawah ini bisa dibilang kawah yang paling menarik di kawasan Kawah Kamojang ini.
2.      Kawah Manuk (burung)
3.      Kawah Berecek
4.      Kawah Sekarat
5.      Kawah Hujan, kawah ini bisa dijadikan sebagai tempat sauna.
6.      Kawah Stik Gas, di bagian belakang kawah ini konon ada gua sebagai pintu menuju ke kerajaan Demak.
Wilayah Kamojang ini sangat menarik untuk di pelajari, daerah ini merupakan daerah vulkanik.Tetapi berbeda dengan daerah vulkanik umumnya yang memiliki batuan-batuan piroklastik dan kawah atau kaldera di puncak gunungnya, daerah kamojang ini tidak memiliki batuan-batuan piroklastik dan memiliki banyak kawah yang tersebar di beberapa lokasi.Ini disebabkan karena daerah kamojang ini merupakan daerah sesar (patahan). Untuk dapat terjadinya peristiwa seperti di kawasan ini, harus dapat memiliki beberapa syarat, diantaranya:
1.      Adanya sumber panas dari magmatik
2.      Terdapat sumber air yang melimpah
3.      Terdapat struktur sesar
4.      Adanya batuan berongga
5.      Memiliki batuan yang kedap air
            Uap panas tersebut berasal dari magma yang terletak di dalam lapisam mantel, memanasi lapisan batu padat. Di atas batu padat terletak suatu lapisan batu berpori atau berongga. Bila lapisan batu berongga ini berisi air, air itu turut dipanaskan oleh lapisan batu padat yang panas oleh itu, maka akan menghasilkan air panas bahkan berbentuk uap. Bila di atas lapisan batu berongga terdapat satu lapisan batu padat, maka lapisan batu berpori berfungsi sebagai boiler. Uap dan juga air panas bertekanan tinggi akan berusaha keluar melalui patahan atau sesar yang terdapat di sekitarnya. Seperti yang kita ketahui bahwa di kawah Kamojang ini terdapat struktur patahan atau sesar, daerah Kawah Kamojang juga termasuk ke dalam daerah tangkapan air, banyak sumber air yang terdapat di sekitar Kawah Kamojang ini serta prasyarat lainnya, sehingga Kawah Kamojang ini merupakan daerah penghasil tenaga panas bumi (geotermal).
sumber dari tenaga panas bumi (geotermal) di Kawah Kamojang ini sekarang sudah dikelola oleh PT. Pertamina dan PT. Indonesia Power sebagai sumber Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi. Pengeksplorasian tenaga panas bumi tersebut sudah berlangsung sejak zaman kolonial Belanda. Indonesia merupakan daerah penyumbang terbesar pertama tenaga panas bumi di dunia.Sekitar 40% Indonesia menyumbangkan tenaga panas buminya. Tenaga panas bumi yang baru dieksploitasi di dunia ini baru sekitar 1000 mega watt, dan di kamojang ini menyumbangkan energi panas buminya sekitar 200 mega watt.
Interaksi sosial di kawasan wisata Kawah Kamojang ini salah satunya adalah banyaknya penjual makanan seperti tukang bakso tusuk dan warung-warung kecil sekitar yang menjual berbagai macam makanan ringan. Warga setempat pun memanfaatkan lahan di sekitar kawasan Kawah Kamojang ini adalah memberikan fasilitas parkir dan wc umum beserta mushola.